Taksonomi Tumbuhan
Tinggi
KAYU SIWAK DAN PISANG
Dosen
pengampu :
Drs.
Sulisetjono, M.Si
Ainun
Nikmati Laily, M.Si
Oleh
kelompok 4:
Ulul
Azmi (10620113)
Afif
Chonita P. (11620005)
Qurrota
A’yun (11620006)
Aizzah
Imaniah (11620012)
Ihda
Sayidatun N. (11620025)
Khoirotul
M. (11620074)
Hidayatullah (11620075)
UIN
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN
BIOLOGI
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap
individu dan suatu komunitas pasti merindukan kesehatan, kebersihan dan
keindahan. Semuanya berusaha ingin mewujudkannya, bersih rohani dan jasmani.
Sarana dan prasarana yang digunakan boleh jadi bermacam-macam, akan tetapi
tujuan yang dicapai sama persis.
Dalam
kaitannya dengan siwak, pada zaman dulu Nabi saw ingin mengajarkan kepada para
sahabat supaya memperhatikan anggota-anggota tubuh, termasuk gigi. Karena Nabi
saw. mengerti betul arti sebuah kebersihan, disamping ganjaran yang diperoleh
orang yang selalu menjaga kebersihan. Salah satu alat atau media pembersih yang
banyak digunakan adalah kayu siwak, yang setelah diteliti banyak mengandung
zat-zat pembersih untuk gigi dan mulut. Dari sini timbul problem, kalau dahulu
media yang dipakai adalah siwak, bagaimana dengan era sekarang yang segala
sesuatu sudah bersifat modern. Media pembersih yang dipakai tidak lagi siwak,
tetapi sudah digantikan dengan sikat dan pasta gigi, yang mungkin lebih praktis
dan mudah digunakan.
Pisang merupakan salah
satu buah yang berasal dari Asia Tenggara. Para saudagar Islam menyebarluaskan pertumbuhan tanaman ini
hingga ke Afrika Barat, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Akhirnya tanaman
pisang ini pun menyebar luas ke berbagai penjuru dunia. Indonesia merupakan
negara penghasil pisang nomor empat di dunia. Pisang (Musa paradisiaca) yang merupakan
komoditas asli Indonesia dapat dijadikan salah satu andalan produk hortikultura
yang diharapkan dapat bersaing dipasar bebas.
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1
Siwak
2.1.1
Klasifikasi
Klasifikasi tanaman Salvadora persica menurut Tjitrosoepomo
(1998) adalah sebagai berikut:
Kingdom Plantae
Divisio Embryophyta
SubDivisio Spermatophyta
Class Dicotyledons
SubClass Eudicotiledons
Ordo Brassicales
Family
Salvadoraceae
Genus Salvadora
Spesies Salvadora persica
2.1.2
Deskripsi
Siwak adalah nama untuk dahan atau akar pohon yang digunakan untuk
bersiwak. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh digunakan
untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu lembut, sehingga batang atau
akar kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa
merusak gusi dan email gigi; bisa membersihkan dan berserat
serta bersifat basah, sehingga akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak
bisa digunakan untuk bersiwak; seratnya tersebut tidak berjatuhan ketika
digunakan untuk bersiwak sehingga bisa mengotori mulut (Alsirhan, 2002).
Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting
tumbuhan Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah
Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari
akar dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai
dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar
dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika
kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat.
Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti
seledri dan rasanya agak pedas (Alsirhan, 2002).
2.1.3
Kandungan dan
Manfaat Siwak
Al-Lafi dan Ababneh (1995) melakukan penelitian terhadap kayu
siwak dan melaporkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat
membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri, mengikis plaque, mencegah
gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang
bermanfaat, meliputi (Al-Lafi dan Ababneh, 1995) :
· Antibacterial
Acids, seperti astringents, abrasive dan detergent yang berfungsi untuk
membunuh bakteri, mencegah infeksi, menghentikan pendarahan pada gusi.
Penggunaan kayu siwak yang segar pertama kali, akan terasa agak pedas dan
sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard yang
merupakan substansi antibacterial acid tersebut .
· Kandungan
kimiawi seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluorida, Silika,
Sulfur, Vitamin C, Trimetilamin, Salvadorin, Tannin dan beberapa mineral
lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi
dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
· Minyak
aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, yang dapat menyegarkan mulut
dan menghilangkan bau tidak sedap.
· Enzim
yang mencegah pembentukan plak yang merupakan penyebab radang gusi dan penyebab
utama tanggalnya gigi secara premature.
· Anti
Decay Agent (Zat anti pembusukan) dan Antigermal System, yang
bertindak seperti Penicilin menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah
terjadinya proses pembusukan. Siwak juga turut merangsang produksi saliva,
dimana saliva sendiri merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan
mulut.
Dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi) yang disusun oleh
Ibnu Qoyyim dijelaskan manfaat siwak antara lain (Qoyyim, Ibnu:1997) :
Ø Membersihkan
mulut
Ø Membersihkan
gusi
Ø Mencegah
pendarahan
Ø Menguatkan
penglihatan
Ø Mencegah
gigi berlubang
Ø Menyehatkan
pencernaan
Ø Menjernihkan
suara
Ø Membantu
pencernaan makanan
Ø Memperlancar
saluran nafas (bicara)
Ø Menggiatkan
bacaan
Ø Menahan
tidur
Ø Meridhokan
Allah Ta’ala
Ø Dikagumi
malaikat
Meskipun siwak sebelumnya telah digunakan dalam berbagai macam
kultur dan budaya di seluruh dunia, namun pengaruh penyebaran agama Islam dan
penerapannya untuk membersihkan gigi yang paling berpengaruh. Istilah siwak
sendiri pada kenyatannya telah umum dipakai selama masa kenabian Nabi Muhammad
yang memulai misinya sekitar 543 M. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda : “Seandainya tidak memberatkan ummatku niscaya akan
kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat (dalam riwayat lain :
setiap akan berwudhu’).” Nabi memandang kesehatan dan kebersihan mulut adalah
penting, sehingga beliau senantiasa menganjurkan pada isterinya untuk selalu
menyiapkan siwak untuknya hingga akhir hayatnya (Alsirhan, 2002).
Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata
siwak sendiri berasal dari bahasa arab ‘yudlik’ yang artinya adalah
memijat (massage). Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena
selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di
bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial
dan antidecay system (sistem antipembusuk). Batang siwak yang
berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk
ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman
dan sehat bagi perkembangan gusi ( Bustomi, 2005 ).
Siwak akan menghilangkan energi negatif dari perkataan kita, dari
mulut kita. Ada 32 buah gigi didalam mulut kita, 16 memiliki energi positif dan
16 lainnya negatif, ketika kita bersiwak maka enegri negatif dibuang, seperti
halnya arde dalam stop kontak atau alat elektronik, arde tersebut menyalurkan
energi kedalam tanah, maka disebut dengan pentanahan ( Bustomi, 2005 ).
Fungsi siwak, tongkat untuk berjalan hampir sama dengan pentanahan
yang menyalurkan energi negatif, dimana akan membersihkan racun tubuh dengan
pentanahan, maka disunahkan juga untuk memakai tongkat. Para pembicara, ustad,
penceramah sebaiknya menggunakan siwak sebelum berbiacra, karena menghilangakn
enerji negatif dan panasnya kata-kata bagi yang mendengarkannya (Bustomi, 2005
).
Dalam berbagai penilitian bahkan sikat gigi merupakan salah satu
benda yang berbahaya bagi kesehatan karena dihuni begitu banyak bakteri.
Apalagi bila diletakan dikamar mandi dan berdekatan dengan toilet karena ketika
kita menyiram dengan flush maka bertebaran ribuan bakteri tersebut yang hinggap
ditempat yang lenmbab antara sikat gigi. Maka memakai sikat gigi harus sering
diganti minimal setiap 3 bulan sekali sementara siwak memilki sifat anti
bakteri (Rayhan, 2007).
Siwak bukan hanya bermanfaat secara spiritual, tetapi juga berguna
untuk menjaga kesehatan. Para ilmuwan Amerika baru-baru ini menemukan efek
menakjubkan siwak terhadap mulut: dalam satu kali penggunaan, siwak membunuh
80% bakteri. Siwak mencegah caries (gigi berlubang), menguatkan gusi, dan
efeknya bertahan hingga hampir 48 jam. Tunisia dan negara-negara lainnya sudah
mulai memproduksi pasta gigi berbahan dasar siwak ( Rayhan, 2007).
Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat
yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan
gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan
pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai
penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah
kanker.” ( Rayhan, 2007).
Selain efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS
(Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi
dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah,
dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge
shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf
tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot,
dans endi pada ekstremitas atas dan bawah ( Rayhan, 2007).
Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti
empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru,
jantung, usus besar dan usus kecil (Rayhan, 2007).
Terpijitnya BAS pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit
dan menurunkan ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh
osteochondros (sejenis penyakit tulang). Penggunaan siwak secara teratur,
selain mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu
pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan dengan
penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis (Rayhan, 2007).
2.2.4
Perspektif
Al-qur’an
Tumbuhan yang mempunyai nama latin Salvadora persica ini,
telah berabad- abad yang lalu di sebutkan namanya dalam hadist mulia oleh
Rasulullah Muhammad Sallallahu alaihi wassalam. Beliau sendiri pun, juga
terbiasa membersihkan giginya dengan siwak setiap bangun dari tidur, seperti di
riwayatkan oleh Aisyah radiyahallohu ‘anha, ”Kami biasa menyiapkan sebuah
siwak dan air untuk wudhu bagi Rasulullah sallallahu alaihi wassalam kapan pun
Allah menghendaki beliau bangun dari tidur malam, beliau akan membersihkan
giginya dengan siwak, mengambil wudhu, dan lalu mendirikan shalat”. (HR
Muslim).
Anjuran untuk bersiwak atau menggunakan miswak, siwak ataua kayu
sugi juga termaktub dalam al Qur’an Surat ke 34 ayat 16 yang berbunyi seperti
dibawah ini:
Artinya: “Tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada
mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka
dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl
dan sedikit dari pohon Sidr”.
TAFSIR
Namun, mereka berpaling, sebab itu Kami Mengirimkan banjir besar
kepada mereka, dan Kami Gantikan kedua kebun mereka itu dengan dua kebun (yang
ditumbuhi pepohonan) yang berbuah pahit, pohon atsl, dan sedikit dari pohon
sidr.
Fa a‘radlū
(namun, mereka berpaling), yakni tidak beriman, tidak merespons
para rasul, dan tidak mensyukuri nikmat tersebut.
Fa arsalnā
(sebab itu Kami Mengirimkan), yakni Kami Memerintahkan. ‘Alaihim sailal
‘arimi (banjir besar kepada mereka), yakni banjir yang membinasakan, hingga
rusaklah semua kebun, rumah, dan harta benda yang mereka miliki. Al-‘arim
adalah sebuah lembah yang terdapat di Yaman, yang juga suka disebut wādisy
syajar (lembah pepohonan). Di lembah itu terdapat saringan yang menahan aliran
air. Pada saringan itu terdapat tiga pintu yang bersusun. Maka Allah Ta‘ala
Menghancurkan saringan itu serta membinasakan mereka dengan air tersebut.
Wa baddalnāhum bi jannataihim (dan Kami Gantikan kedua kebun
mereka itu), yakni kedua kebun yang telah Kami Binasakan itu.
Jannataini dzawātai ukulin khamthin
Dengan dua kebun [yang ditumbuhi pepohonan] yang berbuah pahit),
yakni buah-buahan yang rasanya pahit.
Wa atsliw wa syai-im miη sidring qalīl
Pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr), yakni sejenis pohon yang
berbuah sedikit tapi berduri banyak.
2.2
Pisang
2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi tanaman Musa paradisiaca menurut Tjitrosoepomo
(1998) adalah sebagai berikut:
Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Sub Kelas
Commelinidae
Ordo Zingiberales
Famili Musaceae
Genus Musa
Spesies
Musa
paradisiaca
2.2.2 Deskripsi
Pisang merupakan
tumbuhan terna raksasa, batang merupakan batang semu, permukaan batang terihat
bekas pelepah daun. tumbuhan ini tidak bercabang, batangnya basah dan tidak
mengandung lignin. pelepah daun pada tumbuhan ini menyelubungi batang. Daun
pisang memiliki bentuk daun yang memanjang, yaitu bentuk memanjang namun juga
agak lebar dibanding dengan bentuk lanset yaitu dengan perbandingan panjang dan
lebarnya adalah 21/2-3 : 1 (Suyanti, 2008).
Kata pisang (dalam bahasa
Arabnya الموز) berasala dari bahasa India (موزا),
dan namanya dalam bahasa Arab adalah sebagaimana yang tercantum dalam
al-Qur’an, yaitu الطلح. Dan orang-orang Arab menyebutnya dengan
Banan (jari-jari), karena ia mirip dengan jari-jari kedua tangan. Dan ketika ia
sampai ke Eropa melalui jalur Spanyol, mereka (orang Eropa) menyebutnya dengan
kata dalam bahasa Arab yaitu Banana (pisang). Dan manusia telah mengenal pisang
semenjak ribuan tahun SM (sebelum Masehi), dan ada yang mengatakan bahwa ia
pada asalnya berasal dari India (Suyanti: 2008).
Pada pohon
pisang untuk ujung daunnya biasanya berbentuk rompang. Daging daunnya tipis
seperti kertas dengan pertulangan daun menyirip serta permukaan atas dan bawah
daun yang licin berlapis lilin. daun pada tumbuhan ini merupakan daun lengkap,
karena memiliki pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Tangkai daun bila
dipotong melintang bentuknya seperti bulan sabit(Suyanti:2008).
2.2.3 Kandungan
dan Manfaat
2.2.3.1 Kandungan
pisang dalam ilmu kedokteran (Brontowijoyo, 1989):
1.
Pisang terhitung
sebagai makanan (sumber gizi) yang hampir sempurna dikarenakan ia mengandung
nutrisi yang enam, yaitu: air, gula, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Dan
berkat tingginya nilai gizi yang dikandungnya, maka ia telah menjadi makanan
penting (pokok) bagi banyak orang.
2.
Sebagaimana juga
pisang terhitung sebagai salah satu makanan yang menyediakan energi dan kalori
bagi tubuh dalam jumlah yang cukup. Maka setiap 100 gram pisang segar dan
matang memberikan tubuh (100 kalori), yaitu seperti yang diberikan oleh seratus
gram daging. Dan adapun seratus gram pisang kering memberikan (250 kalori).
3.
Sebagaimana juga
dapat dimanfaatkan dari pisang dalam pencegahan Osteomalasia (pelunakan tulang
pada bayi) pada anak dan Osteoporosis (pengeroposan tulang) pada orang dewasa
(tua), dan kekurangan kalsium pada wanita hamil dan ibu menyusui. Dikarenakan
ia mengandung jumlah kalsium yang cukup, yaitu setiap 1 kg pisang mengandung
1gr kalsium. Dan perlu diketahui bahwa kebutuhan harian kalsium untuk tubuh
adalah satu setengah gram, dan bahwasanya kalsium pisang lebih mudah dicerna
dibandingkan kalsium susu dan kalsium dari produk susu.
4.
Pisang juga
mengandung Fosfor dalam jumlah yang cukup, dan inilah yang membuatnya
bermanfaat dalam perkembangan otak dan kemampuan akal, seperti kecerdasan,
berpikir dan menghafal.Dahulu dikatakan tentang pisang bahwa ia adalah makanan
para ahli Filosofi, karena mereka memakannya secara rutin, seperti yang terjadi
pada orang-orang (bangsa) Asyur dari bangsa kuno.
5.
Pisang juga
bermanfaat dalam perlindungan dan pencegahan gigi dari kerusakan. Dan juga
bermanfaat untuk radang mulut dan gusi, karena ia mengandung fluoride, yaitu
suatu zat penyeteril.
6.
Pisang mengandung
zat Besi dan vitamin D, sehingga berguna dalam pencegahan dan pengobatan anemia
dan kekurangan zat Besi, dimana vitamin D mempermudah penyerapan zat besi dalam
usus.
7.
Pisang mengandung
vitamin B 1, B 6, B 12, karena itu ia berguna dalam pengobatan peradangan
(infeksi) saraf dan kerusakan saraf, seperti dalam disk (gangguan pada saraf
lumbar dan sakral) dan cerebral Bell (gangguan pada saraf wajah). Dan yang
perlu diketahui bahwa kekurangan vitamin vitamin B 1, B 6, B 12 menyebabkan
peradangan saraf yang berbeda dari yang lain, dan kekurangan vitamin B 12
menyebabkan anemia, di samping radang saraf.
8.
Sebagaimana pisang
juga berguna untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah timbulnya penyakit mata
dan penglihatan, karena ia mengandung vitamin A dalam jumlah yang cukup (300 IU
per seratus gram). Dan yang perlu diketahui bahwa kebutuhan harian vitamin A
bagi tubuh adalah (3500 IU per hari).
9.
Dan pisang juga
bermanfaat dalam pengobatan diare, jika pisang itu matang namun, jika ia mentah
maka ia berguna dalam pengobatan sembelit.
10.
Penelitian baru
menguatkan bahwa pisang mengandung hormon-hormon yang berfungsi untuk mengatur
aktivitas sistem saraf dan pisang juga bermanfaat dalam pengobatan penyakit
psikologis dan depresi, terutama pada anak-anak.
2.2.3.2 Manfaat
Beberapa manfaat buah pisang di antaranya yaitu (Herdiansyah;
2007):
1.
Mencegah gangguan jantung dan
pembuluh darah
2.
Mengobati gangguan pencernaan
3.
Mengobati hipokalimea
4.
Menurunkan kadar gula darah
5.
Mengurangi mual
6.
Mencegah depresi dan mengobati
insomnia
Selain manfaat diatas, beberapa manfaat pisang yang lain adalah
(Brontowijoyo, 1989):
1.
Sumber Tenaga
Pisang dapat dicerna dengan mudah, sehingga gula yang terdapat
didalamnya akan diubah menjadi sumber tenaga yang baik untuk pembentukan tubuh,
kerja otot dan juga sangat bagus untuk menghilangkan lelah.
2.
Ibu Hamil
Wanita yang tengah hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi pisang,
karena mengandung asam folat tinggi yang penting bagi kesempurnaan janin,
pembentukan sel-sel baru dan mencegah terjadi cacat bawaan.Sebuah pisang
matang, akan mengandung sekitar 85-100 kalori. Sehingga dengan memakan dua
pisang segar, kebutuhan asam folat yang sekitar 58 mikrogram dapat terpenuhi.
Di samping itu pisang akan membantu menjaga kadar gula darah yang dapat
mengurangi morning sick, sehingga pisang sangat baik untuk cemilan ibu hamil.
3. Penderita Anemia
Kandungan zat besi yang cukup tinggi pada pisang, dapat
menstimulasi produksi hemoglobin dalam darah bagi penderita anemia. Dua buah
pisang sehari, sangat baik untuk penderita anemia.
4. Penderita Sakit Maag
Sebagai buah yang dapat dikonsumsi langsung, pisang tak membuat
iritasi atau kerusakan usus bagi penderita maag. Buah ini sering digunakan
untuk melawan penyakit usus, sebab teksturnya lembut. Pisang juga dapat
menetralkan kelebihan asam lambung dan melapisi perut sehingga mampu mengurangi
iritasi. Bagi yang mengalami penyakit usus atau kolik akibat asam lambung, Anda
dapat mengkonsumsinya dengan di campur pada segelas susu cair.
5.
Penderita Penyakit Lever
Bagi penderita lever, dua buah pisang sehari dengan tambahan
satu sendok madu, akan baik untuk menambah nafsu makan dan meningkatkan kuat.
6.
Penderita Luka Bakar
Khusus untuk penderita luka bakar, Anda dapat menggunakan daun
pisang sebagai pengobatan. Caranya, kulit yang terbakar dioles dengan campuran
abu daun pisang dan minyak kelapa. Campuran ini mampu mendinginkan kulit yang
terbakar.
7. Orang yang mengalami stress
Pisang mengandung potasium, yaitu mineral vital yang membantu
menormalkan detak jantung, mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan
kadar air dalam tubuh. Ketika mengalami stress, metabolisme tubuh akan
meningkat drastis sehingga mengurangi kadar potasium tubuh. Dengan pisang,
potasium dalam tubuh kadarnya akan seimbang.
8.
Penderita Stroke
Berdasarkan riset The New England Journal of Medicine,
mengkonsumsi pisang setiap hari akan menurunkan resiko kematian akibat stroke
hingga 40%.
9. Mengontrol Temperatur
Di beberapa negara, pisang dipandang sebagai makanan pendingin
yang dapat menurunkan temperatur fisik dan emosional ibu hamil. Di Thailand
contohnya, ibu hamil mengkonsumsi pisang untuk memastikan bayi lahir dengan
temperatur sejuk.
10.
Meningkatkan Kekuatan Otak
Di sebuah sekolah Inggris, 200 pelajar mampu menyelesaikan ujian
akhir hanya dengan sarapan pisang. Mereka juga kerap mengkonsumsi pisang saat
jam istirahat serta makan siang, sebab pisang mampu meningkatkan kekuatan otak.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Lafidan Ababneh. 1995. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara
Alsirhan . 2002. Obat Asli Indonesia . Jakarta
: Dian Rakyat
Brontowijoyo. 1989. Tumbuh
Berkhasiat. Jakarta: Pustaka Media
Bustomi. 2005. Anatomi Tumbuhan. Bandung : Widya Kusuma
Herdiansyah . 2007. Tumbuhan
obat dan khasiatnya seri 3 . Jakarta : Penebar Swadaya
Katsir, Ibnu.
2000. Terjemahan Tafsir Ibnu Katsir Jilid
5. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Qoyyim, Ibnu. 1997. Kitab
Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi).
Surabaya: Pustaka Media
Rayhan. 2007. Flora.
Jakarta : Pradya Paramitha
Suyanti. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta : Pustaka Buku Murah
Tjitrosoepomo . 1998. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press